Perbandingan Pendapatan Petani Bawang Putih Sebelum dan Sesudah Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) di Kecamatan Sembalun Lombok Timur
DOI:
https://doi.org/10.56145/ekonomibisnis.v3i1.3Kata Kunci:
Pendapatan, Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), Bawang putihAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan petani bawang putih sebelum dan sesudah penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) di Kecamatan Sembalun Lombok Timur, untuk mengetahui perbedaan pendapatan petani bawang putih sebelum dan sesudah penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) dan untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh usahatani bawang putih di Kecamatan Sembalun. Penentuan daerah sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampeling. Sebanyak 30 orang dipilih sebagai sampel responden secara proporsional random sampling. Variabel yang diukur terdiri dari biaya produksi (biaya variabel dan biaya tetap), produksi, penerimaan dan pendapatan. Sesuai tujuan penelitian, untuk mengetahui besarnya pendapatan usahatani bawang putih sebelum dan sesudah penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) dianalisis dengan menggunakan analisis pendapatan usaha tani dan untuk mengetahui perbandingan pendapatan petani bawang putih sebelum dan sesudah penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) dengan menggunakan analisis statistik T- test. Hasil penelitian menunjukkan: pertama, rata-rata pendapatan usahatani bawang putih di Kecamatan Sembalun sebelum penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) yaitu sebesar Rp. 29.570.421,-/LLG. Sedangkan rata-rata pendapatan usahatani bawang putih di Kecamatan Sembalun sesudah penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) yaitu sebesar Rp. 34.174.396,-/LLG. Kedua, adanya perbedaan pendapatan pendapatan petani bawang putih sebelum dan susah penerapan pengendalian hama terpadu (PHT). Hal ini berdasarkan hasil uji T-test yang yaitu didapatkan hasil bahwa nilai t-hitung > t- tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti keputusan yang diambil adalah menerima H1, artinya ada perbedaan signifikan pendapatan antara petani bawang putih sebelum penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) dan sesudah penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) di Kecamatan Sembalun. Ketiga, kendala-kendala yang dihadapi pada usahatani bawang putih di Kecamatan Sembalun yang paling banyak adalah cuaca yang tidak menentu dan adanya serangan hama dan penyakit.
Referensi
Andari, T., E. Setyorini, S. Sutriswanto, dan H. Suryantini. 2019. Kiat Sukses Bididaya Bawang Putih. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. Bogor. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Hernanto, F. 1988. Ilmu usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Hernanto. 1996. Ilmu Usahatani. PT. Penebar Swayada. Jakarta.
Indiati, S. W., dan Marwoto, M. 2017. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada Tanaman Kedelai. Jurnal Buletin Palawija. 15(2): 87-100.
Juwanda, M., Khotimah, K., dan Amin, M. 2016. Peningkatan Ketahanan Bawang Merah Terhadap Penyakit Layu Fusarium Melalui Induksi Ketahanan dengan Asam Salisilat Secara Invitro. Agrin. 20(1): 15-28.
Karjadi, A. K., dan Gunaeni, N. 2019. Efek Antiviral Ribavirin Dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Eksplan Bawang Putih CV. Lumbu Hijau, CV. Lumbu Kuning dan CV. Tawangmangu. Agrin. 22(2): 93-103.
Kusnaedi. 2001. Pengendalian Hama Tanpa Peptisida. Penebar Swadaya. Jakarta.
Mishra, R. K., Jaiswal, R. K., Kumar, D., Saabale, P. R., & Singh, A. 2014. Management of major diseases and insect pests of onion and garlic: A comprehensive review. Journal of Plant Breeding and Crop Science. 6(11): 160-170.
Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian; Edisi Pertama. Jakarta: LP3ES. Mubyarto. 2007. Pengantar Ekonomi Pertanian. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan
Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta.
Rahim, dan Diah. 2008. Pengantar, Teori, dan Kasus Ekonomika Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rahmi, Ulfa. 2018. Analisis Usahatani Bawang Putih (Allium Sativum L) dan Permasalahannya Di Nagari Salayo Tanang Bukit Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok. Doctoral Dissertation. Universitas Andalas.
Riduan. 2007. Belajar Mudah Penelitian Unit Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula.
Alfabeta. Bandung.
Rismunandar, 2010. Membudidayakan 5 jenis bawang. Sinar Baru Algensindo. Bandung. Samadi, B. 2000. Usaha Tani Bawang Putih. Kanisius. Yogyakarta.
Saragih, Bungaran. 2010. Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Kumpulan Pemikiran. Loji Grafika Griya Sarana. Bogor.
Simangunsong, M.P. 2004. The Economic Performance of Indonesia Forest Sector in the period 1980-2002. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Simanjuntak, P. J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumberdaya Manusia. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Siti, I. S. 2003. Khasiat dan Manfaat Bawang Putih: Raja Antibiotik Alam. Agromedia.
Jakarta.
Soeharno. 2006. Teori Ekonomi Mikro. ANDI. Yogyakarta. Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta. Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta.
Sugiarto, Dergibson. S. Lasmono TS, dan Deny S. Oemar. 2003. Teknik Sampling. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Alfabeta.
Bandung.
Untung, K. 1991. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Waluyo, T. 2020. Penerapan Fungsi Manajemen dan Analisis Finansial Budidaya Bawang Putih (Studi Kasus Petani Bawang Putih di Desa Cipendawa, Pacet, Cianjur Jawa Barat). Jurnal Ilmu dan Budaya. 41 (72): 8573-8617.
Wibowo, S. 2007. Budidaya Bawang Putih, Merah, dan Bombay. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Mu’ammal Jan Prangge, Muhsin Muhsin, Baiq Inggar Linggarweni

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.